Thursday, June 7, 2012

Studi Banding


Walaupun judulnya ‘Studi Banding’, simbah bukan mau mengulas kelakuan koplo wakil rakyat yang suka dengan wisata gratis berkedok studi banding. Sama sekali tidak. Simbah hanya ingin bercerita perihal pengalaman simbah selama mudik pas lebaran kemarin. Sebenarnya sudah lama mau diomyangkan disini, namun baru sekarang kelakon.

Di sela-sela kemacetan yang simbah harus alami pas perjalanan mudik, simbah mendapatkan kesempatan untuk ngobrol dengan teman duduk simbah di bus. Yang simbah tangkap, teman bicara simbah ini orang kaya. Walaupun sudah berusaha dengan segala upaya namun akhirnya dia hanya dikaruniai satu anak laki-laki.

Gambar Orang dalam BUS


Untuk mengisi kekosongan dan kesepian dalam kesehariannya, si anak laki semata wayang yang berharap seorang adik ini akhirnya memelihara piaraan berwujud kucing. Simbah lupa harga yang disebutkan, namun tembus angka jutaan ripis untuk seekor kucingnya. Sang ayah ternyata juga ikut senang. Maka dengan sangat antusias simbah ditunjuki foto-foto kucing tersebut yang bergaya dengan beragam pose di koleksi foto Blackberry nya. Wajah teman bicara simbah ini berbinar, seakan sedang bercerita tentang anak kesayangannya yang sedang bergaya. Padahal cuma seekor kucing.

Sambil terus menunjukkan koleksi foto kucingnya, teman bicara simbah menceritakan berapa biaya makan kucingnya yang bisa tembus angka jutaan per bulan. Belum biaya perawatan, pemeriksaan kesehatan dan juga keperluan kecantikan kucingnya. Yang jelas kucing piaraannya gak bakalan doyan kalo dikasih makanan biasa. Sego kucing yang kalo sampeyan makan bikin kenyang, bisa mbikin kucing si teman bicara simbah ini mencret ngenggon. Padahal namanya sudah ‘sego kucing’.

Sesampai di tanah air tercinta, Negeri Karanganyar Tenteram Darussalam, simbah menyempatkan kumpul-kumpul dengan konco lawas. Sebagiannya merupakan guru-guru simbah dan teman seperguruan. Sebagaimana lazimnya kalo teman lama gak ketemu maka yang pertama ditanyakan adalah kabar. Baik kabar pekerjaan, keluarga dan juga tentu saja jumlah anak masing-masing.

Simbah yang sering dibilang banyak anak karena berhasil mengoleksi setengah lusin anak ini ternyata harus tertunduk malu di majelis konco lawas itu. Karena jebulaknya, konco-konco simbah jumlah anaknya berkisar 7 hingga 10 anak dari satu isteri. Mantebh tenanh. Bahkan ada yang isterinya tengah hamil anak ke-11.

Simbah sangat salut dengan salah seorang konco yang anaknya sepuluh. Umurnya selisih 4 tahun dari simbah. Pekerjaan pokoknya dari hasil reparasi dan jual beli HP beserta asesorisnya. Tapi walau begitu ternyata cukup mitayani. Tak Nampak wajah susah atau sedih dari penampilannya yang justru malah murah senyum dan banyak canda.

Simbah berseloroh, “Dari sekian orang ini yang paling banyak sedekahnya ya sampeyan kok kang.”
Benar. Bayangkan, sehari ngasih makan 11 orang setiap hari bukanlah hal sepele. Padahal apa yang masuk perut anak isteri merupakan sedekah. Konsep pemikiran ini yang sering dilupakan orang. Bahwa memberi makan anak isteri adalah sedekah, bahkan sedekah wajib yang pastinya berpahala lebih dibanding sedekah lain yang sifatnya sunnah.

Di sinilah simbah melakukan studi banding. Dua keluarga dengan perbedaan keadaan. Satu keluarga menginvestasikan hartanya untuk membesarkan kucing, dan satu keluarga membelanjakan hartanya demi membesarkan sepuluh bahkan nantinya sebelas anak. Memberi makan kucing bukannya tak berpahala, bahkan ada ancaman neraka pada tuan kucing yang tak memberi makan kucingnya. Namun ini adalah penggambaran betapa memberi makan kucing saja pahalanya besar, maka bagaimana pula jika memberi makan manusia.

Sebagaimana cerita pelacur yang memberii minum ajing lalu diampuni dosanya oleh Allah, maka bagaimana pula jika yang diberi minum itu adalah manusia..? Maka seorang bapak yang menafkahi keluarga dan memberi makan keluarganya, berpotensi mendapat karunia pahala dan ampunan yang luar biasa, melebihi ampunan yang bisa diberikan Allah kepada dosa sang pelacur.

Sebenarnya simbah hendak menasehati teman bicara simbah di bus itu dengan menganjurkan menginvestasikan uangnya untuk memelihara anak yatim. Apa daya, simbah tak bisa banyak bicara. Ada kekhawatiran teman bicara simbah ini nantinya tersinggung.

Investasi kepada manusia adalah investasi paling menguntungkan. Jika anak sampeyan bisa membaca Al Fatihah karena sampeyan ajari, maka setidaknya sepanjang umur si anak, sampeyan akan mendapatkan pahala Al Fatihah yang dibacanya tanpa si anak harus bilang “kukirimkan pahalanya untuk ibu/bapakku”. Sehari setidaknya 17 kali pahala Al Fatihah masuk ke kantong pahala sampeyan. Itu jika satu anak, jika sepuluh anak tinggal mengalikan. Dan semakin banyak kebaikan kita ajarkan kepada si anak, makin banyak pula pahala mengalir kepada diri kita.

Kebanyakan orang lebih suka investasinya diletakkan untuk menambah jumlah harta, baik itu rumah, tanah, mobil, emas, tabungan dlsb. Banyak yang berpikir lebih baik anaknya sedikit agar bisa punya rumah lebih luas. Banyak anak akan banyak pula makan biaya. Padahal biaya itu bisa diinvestkan untuk menambah jumlah mobil, memperluas pekarangan, memperbesar usaha, meningkatkan rekening tabungan, memelihara kucing, menekuni hobby seperti koleksi perangko langka, koleksi keris pusaka atau koleksi korek api zippo, yang gak bakal bisa dilakukan kalo banyak anak. Wow….

Yah, itu semua hak masing-masing orang untuk membelanjakan apa yang dimilikinya. Dan memang tidak semua orang bisa beranak banyak. Namun alangkah beruntungnya jika pembelanjaan rejekinya digunakan untuk investasi membesarkan manusia, walaupun bukan anaknya sendiri. Karena satu manusia yang menjadi baik karena usaha kita, maka itu merupakan harta yang tak bisa dibandingkan dengan kekayaan apapun di dunia ini.

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

0 comments

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.