Kota di bagian tengah Iran ini adalah bekas ibukota Kerajaan Persia yang tersohor kejayaannya. Jejeran masjid, istana, madrasah, hingga katedral di Isfahan adalah mahakarya arsitektur Islam dan Persia.
Orang Persia menyebutnya "Nesf-e-Jahan", artinya "Setengah dari Bumi". Mereka menemukan dunia di Isfahan, ibukota Provinsi Esfahan yang terletak di tengah-tengah Iran. Walaupun dekat dengan gurun pasir, angin sejuk selalu membelai kota ini karena terletak persis di kaki Pegunungan Zagros. Namun bicara Esfahan tak selalu bicara keindahan alam, tapi juga keindahan arsitektur dan sejarah yang selalu melekat di tiap bangunannya.
Isfahan pernah menjadi ibukota Kerajaan Persia, mulai tahun 1598-1722. Apa yang ditinggalkan oleh kerajaan dengan nama besar ini tak hanya budaya dan agama, tapi juga arsitektur nan menawan. Masjid, istana, madrasah, hingga katedral berdiri tegak ratusan tahun lamanya, masih memancarkan kecantikan yang sama lewat seni arsitektur dan motif ukiran. Perdagangan karpet dan perak yang dulu berjaya di kota ini perlahan terganti oleh tekstil dan besi, namun sama sekali tak mengurangi pesona kota ini.
Naqsh-e Jahan Square adalah titik yang tepat untuk mulai menjelajah Kota Isfahan. Disebut juga Shah Square atau Imam Square, tempat ini punya jalanan dan bangunan yang tak berubah sama sekali ratusan tahun lamanya. Bersama Imam Mosque yang berada di wilayah yang sama, Naqsh-e Jahan Square menyandang predikat Situs Warisan Dunia UNESCO. Itulah yang tertulis dalam buku "Lonely Planet: Middle East".
Jembatan paling tersohor di Isfahan
Imam Mosque itu sendiri sama sekali tak boleh dilewatkan. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Safavid, masjid ini adalah representasi arsitektur Islam-Persia yang paling terkenal di Iran. Mosaik dan kaligrafi terukir di banyak tempat, menjadikan setiap sudutnya penuh warna. Beberapa masjid lain yang juga terkenal adalah Hakim Mosque, Jama Mosque, juga Sheikh Lotf Allah Mosque yang berarsitektur khas Iran.
Bukti kejayaan Persia di Isfahan juga terlihat di Chaharbagh Boulevard, sebuah jalan besar yang sudah ada sejak 1596. Jalanan ini terkenal seantero Persia, menjadi salah satu pusat aktivitas serta perdagangan masyarakat lintas zaman.
Mahakarya arsitektur Islam juga terlihat di beberapa istana. Salah satunya adalah Ali Qapu, yang berdiri pada abad ke-17 silam. Istana ini berdiri megah setinggi 48 meter. Tujuh lantai di dalamnya masing-masing terhubung oleh tangga spiral berukir yang terjal.
Shah Abbas Hotel
Bersiaplah dibuat ternganga waktu menginjakkan kaki di lantai 6. Ruang musik yang elegan dipercantik oleh lukisan dinding karya Reza Abassi. Pelukis ternama asal Iran ini mencoretkan aneka motif mulai dari bunga hingga burung, melapisi banyak dinding.
Beberapa istana lain yang pasti menarik perhatian adalah Talar Ashraf, Hasht Behesht, dan Chehel Soutun. Masing-masing istana dibangun pada abad ke-16, dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Kentalnya ajaran Islam di Isfahan juga tercermin lewat masyarakatnya. Siswa-siswi madrasah berjalan hilir-mudik di seluruh kota. Perempuan mengenakan kerudung dan lelaki mengenakan kopiah. Masing-masing memegang Al-Qur'an sebagai pedoman nomor satu dalam hidup mereka.
Berbaur dengan masyarakat yang ramah itu menjadi hal yang harus dilakukan saat berkunjung di Isfahan. Selain tentunya menyusuri tiap bangunan berarsitektur indah, melintasi jembatan-jembatan legendaris yang melintasi Sungai Zayndehrood, juga berkeliling pusat kota yang penuh taman.
Eits, walaupun eksistensi Islam sangat kental, jangan sangka Kota Isfahan mengesampingkan agama lain. Vank Cathedral dan Kelisaye Maryam adalah bukti kerukunan antar umat beragama di Isfahan. Katedral yang disebut pertama itu punya lukisan dinding yang indah, lengkap dengan ukiran yang cantik pula. Ciri arsitektur Persia di katedral itu terlihat lewat kubah berwarna biru-emas.
0 comments
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.