The National Library of Australia
Kesempatan langka bagi saya untuk dapat berkunjung ke The National Library of Australia, sebuah gedung megah dengan taman dan area parkir yang sangat luas, terletak di pinggir danau dengan pemandangan yang indah sekali.
Perpustakaan ini diresmikan pada 15 Agustus 1968 oleh PM Australia saat itu yaitu J.G. Gorton MP.
Dari luar, gedung ini kelihatan sepi, ternyata setelah masuk ke dalam, banyak orang yang sedang tekun membaca, baik melalui komputer yang terhubungkan ke jaringan lokal (LAN) maupun laptop yang dibawa sendiri dengan memanfaatkan hotspot atau wifi yang sudah disediakan.
Pengunjungnya terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Yang paling menyenangkan di perpustakaan ini adalah tersedianya sebuah kafe yang membuat pengunjung lebih nyaman, pergi ke perpustakaan serasa berada di pusat perbelanjaan.
Koleksinya meliputi buku-buku, surat kabar, tabloid, majalah, gambar, foto, peta, lembaran musik, rekaman sejarah, kertas naskah atau dokumen dan lain-lain.
Di ruang tempat penyimpanan buku-buku, kami melihat beberapa mobil robot berukuran sekitar 1,5 x 1 m yang bertugas memindahan buku dari suatu tempat ke tempat lain.
Di salah satu ruangan di bagian Indonesia kami disambut oleh petugas perpustakaan yaitu seorang Indonesia (kelahiran Yogyakarta), bernama Kartini, berumur sekitar 50-an tahun, bertubuh kecil, berambut keriting, berkaca mata, memandu kami dan menceritakan tentang apa yang dikerjakannya di ruangan ini.
Menurut Ibu Kartini, di Indonesia, perpustakaan ini mempunyai suatu “unit” atau bagian yang bertugas mengumpulkan segala sesuatu yang dibutuhkan perpustakaan dan mengirimnya ke Australia.
Artikel-artikel tentang Indonesia, buku, novel, koran, tabloid, majalah dan yang dirasa perlu ada di sini, bahkan mungkin lebih lengkap dari yang kita punya.
Koleksi-koleksi di perpustakaan ini sebagian besar juga sudah dialih mediakan ke dalam micro film, maupun data elektronik, sehingga lebih mudah untuk dibaca melalui media komputer.
Koran-koran lokal Australia sejak puluhan tahun yang lalu masih tersimpan rapi di sini.
Nah, sayangnya tidak boleh menggunakan kamera, sehingga saya hanya bisa mengambil gambar setelah keluar dari gedung dan merekam rute perjalanan (berjalan kaki) menuju ke apartement, sambil menikmati keindahan alam melewati danau buatan Cruises Lake.
Matahari saat itu bersinar cerah, namun angin yang bertiup kencang masih terasa cukup dingin bagi saya.
Pengunjungnya terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Yang paling menyenangkan di perpustakaan ini adalah tersedianya sebuah kafe yang membuat pengunjung lebih nyaman, pergi ke perpustakaan serasa berada di pusat perbelanjaan.
Koleksinya meliputi buku-buku, surat kabar, tabloid, majalah, gambar, foto, peta, lembaran musik, rekaman sejarah, kertas naskah atau dokumen dan lain-lain.
Di ruang tempat penyimpanan buku-buku, kami melihat beberapa mobil robot berukuran sekitar 1,5 x 1 m yang bertugas memindahan buku dari suatu tempat ke tempat lain.
Di salah satu ruangan di bagian Indonesia kami disambut oleh petugas perpustakaan yaitu seorang Indonesia (kelahiran Yogyakarta), bernama Kartini, berumur sekitar 50-an tahun, bertubuh kecil, berambut keriting, berkaca mata, memandu kami dan menceritakan tentang apa yang dikerjakannya di ruangan ini.
Menurut Ibu Kartini, di Indonesia, perpustakaan ini mempunyai suatu “unit” atau bagian yang bertugas mengumpulkan segala sesuatu yang dibutuhkan perpustakaan dan mengirimnya ke Australia.
Artikel-artikel tentang Indonesia, buku, novel, koran, tabloid, majalah dan yang dirasa perlu ada di sini, bahkan mungkin lebih lengkap dari yang kita punya.
Koleksi-koleksi di perpustakaan ini sebagian besar juga sudah dialih mediakan ke dalam micro film, maupun data elektronik, sehingga lebih mudah untuk dibaca melalui media komputer.
Koran-koran lokal Australia sejak puluhan tahun yang lalu masih tersimpan rapi di sini.
Nah, sayangnya tidak boleh menggunakan kamera, sehingga saya hanya bisa mengambil gambar setelah keluar dari gedung dan merekam rute perjalanan (berjalan kaki) menuju ke apartement, sambil menikmati keindahan alam melewati danau buatan Cruises Lake.
Matahari saat itu bersinar cerah, namun angin yang bertiup kencang masih terasa cukup dingin bagi saya.
View di depan gedung
View sebelah kiri gedung
Tempat Parkir (1)
Tempat Parkir (2)
Mulai berjalan kaki
Perjalanan Pulang dari Perpustakaan
Melewati taman rumput dan pohon-pohon rindang
Pohon-pohon di Taman Perpustakaan
Terus menelusuri danau buatan Cruises Lake.
Danau Buatan Cruises Lake (1)
Danau Buatan Cruises Lake (2)
Danau Buatan Cruises Lake (3)
Menyeberangi jembatan, terlihat Tower Telstra, provider telekomunikasi terkenal Australia di puncak bukit yang bernama “Black Moutain Tower“.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
0 comments
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.