Dalam sejarah (perjuangan) Islam, tidak hanya ditorehkan oleh mereka yang telah lama memeluk agama yang dibawa nabi Muhammad tersebut. Namun, juga diwarnai oleh mereka yang baru saja mengucap dua kalimat syahadat alias mualaf.
Mereka, walau masih dangkal memahami Islam, tapi memiliki begitu banyak semangat untuk menyebarluaskan agamanya tersebut. Tengoklah keberhasilan Islam pada Nabi Muhammad yang membutuhkan 23 tahun untuk sampai bisa meng-Islam-kan Arab Saudi. Tentunya dengan bantuan para sahabatnya yang kebanyakan mualaf.
"Sahabat Rasul berasal dari kalangan mualaf seperti Umar bin Khattab, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Usman bin Affan, bahkan istri Rasul sendiri Siti Khadijah. Mereka-mereka itulah yang begitu gigih memperjuangkan ajaran agama Islam," beber Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Sunda Kelapa, Anwar Sudjana seperti yang dilansir Republika, di Jakarta,(12/7).
Jika melihat kenyataannya saat ini, terutama di Indonesia, menurut dia, kepedulian terhadap mualaf sangatlah minim. Karena itu ia meminta kepada umat Muslim lainnya agar lebih memperhatikan para mualaf. Selain itu, memberikan hak-hak mualaf sebesar 12,5 persen.
"Mualaf memiliki keistimewaan yang tercantum dalam Alquran untuk menerima zakat," katanya menegaskan. Anwar mengimbau kepada masyarakat, pemerintah, dan ormas-ormas Islam untuk menyalurkan hak para mualaf.
"Saya tidak menghalangi anda menyalurkan zakat kepada fakir miskin, atau korban bencana alam. Itu silakan karena memang sudah haknya, tapi jangan karena alasan itu kemudian menahan-nahan hak mualaf karena itu dzalim," ujarnya.
Pemberian zakat mualaf sesuai haknya, menurut dia, sudah lebih dari cukup. Sebab, hal itu bisa membangkitkan semangat para mualaf untuk tetap eksis mempertahankan keimanan, dan ke-Islam-an mereka.
Mualaf Bak Seorang Tentara Usai Menangi Perang Besar
Menguatkan hati untuk berganti keyakinan, seperti memeluk Islam bukanlah perkara mudah. Berbagai aspek menyelimuti perpindahan keyakinan tersebut. Karenanya, tak heran jika kemudian, seorang yang dapat menguatkan dirinya untuk mengucap dua kalimat syahadat bak seorang tentara yang usai memenangi sebuah perang besar.
"Seorang mualaf seperti seorang tentara perang yang baru saja mengalami sebuah peperangan yang begitu dahsyat secara sosial, ekonomi, dan psikologis," kata Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Sunda Kelapa, Anwar Sudjana dalam perbincangannya kepada Republikaonine, Kamis (12/7).
Atas dasar itu pulalah, ia mengharapkan, umat Muslim lainnya agar memiliki tanggung jawab untuk terus memberikan motivasi kepada mualaf dalam mendalami ajaran agamanya.
"Dalam salah satu hadist Rasulullah mengatakan bagi orang-orang yang memperkenalkan Islam kepada seseorang, kemudian orang yang telah diberi penjelasan tersebut memutuskan masuk Islam, maka yang memperkenalkannya seperti mendapatkan pahala unta merah. Di mana unta merah merupakan kendaraan yang paling mewah di zaman Rasulullah," tuturnya.
Karena itu, sekali lagi, ia meminta agar jangan memandang sepele para mualaf. Walaupun secara ilmu keagaamaan kurang dibandingkan dengan umat Muslim lainnya.
"Karena menurut perintah Rasul bahwa ketika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat, mereka adalah saudara kita. Jangan pernah menutup mata, mualaflah yang malah lebih gigih menyebarluaskan Islam, membela Islam dari orang-orang yang mencoba menjatuhkan Islam," bebernya.
Anwar pun memberi contoh, Dr. Muhammad Yahya W, sebagai seorang mualaf yang begitu bersemangat membela Islam. Padahal sebelum memeluk agama Islam ia merupakan seorang dosen UKI yang juga merupakan pastur.
Sekadar catatan, pada tahun ini saja sudah tercatat sebanyak 193 orang yang mengkuatkan hatinya untuk memeluk agama yang dibawa Nabi Muhammad tersebut di Masjid Agung Sunda Kelapa. Jika diuraikan hanya pada Juni ini, sudah ada 33 orang. Dengan rincian sebanyak 22 orang berasal dari dalam negeri alias warga negara Indonesia (WNI). Sementara 11 orang merupakan warga negara asing.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
0 comments
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.