Pulau Kayu Angin Bira yang mempesona
Pesona Langit biru yang di tingkahi awan berarak selali mempesona indera penglihatan saya. Belum lagi riak ombak yang menjilati mata kaki saya diatas pantai pasir putih nya yang bersih dengan air laut yang bening, ahh seolah saya sedang tidak berada di sebuah pulau kecil yang tidak jauh dari daratan Jakarta dengan segudang kesibukan dna kesemrwutannya.
Pagi belum beranjak menuju terang ketika saya sudah sibuk mempersiapkan apa saja yang akan dibawa untuk berpetualang ke pulau Seribu. Kiki sang bendahara sudah membangunkan saya melalui panggilan telepon genggam saya. Sengaja saya mengeraskan bunyi ringtone telepon genggam saya supaya bisa bangun tepat waktu.
Kami Berangkat dari area karawaci berempat. Ada Kiki sang bendahara, Nabila dan mas Fandi yang akan ikut juga dalam petualangan kali ini. Selain kami berempat akan bergabung juga mas Jabrik, Budi dan Eep. Mereka salah sahabat-sahabat lama saya. Selain dari mereka bertiga ada juga Liza yang akan ikut dalam petualangan hore kali ini. Jadi total peserta ada delapan orang. Lumayan lah untuk berbagi biaya perjalanan agar makin murah.
Diantara kami ada 4 orang peserta yang belum pernah mengunjungi pulau seribu, bahkan untuk snorkling juga mereka belum pernah. Jadi saya merasa bertanggung jawab atas mereka. Tapi hingga petualangan ini selesai mereka terlihat seru-seru aja, itu artinya misi saya memperkenalkan keindahan Pulau seribu kepada mereka BERHASIL.
Perjalanan di mulai dari Muara Angke. Seperti biasa pelabuhan yang sekaligus menjadi pasar dan tempat pelelangan ikan itu sudah ramai sesak dengan penghuninya. Sesampainya di dermaga tempat kapal-kapal kayu yang melayani rute Angke-Pulau seribu, saya mengecek keberadaan kapal yang hendak membawa kami ke pulau Kelapa. Kabar mengejutkan saya dapat dari orang-orang disana bahwa kapal ke Pulau Kelapa sudah berangkat 15 menit yang lalu. Itu artinya kami ketinggalan kapal.
Sedikit panik karena bagaimana jika mereka tahu bahwa acara hore-hore ke pulau seribu ini akhirnya gagal karena kami ketinggalan kapal. Saya kembali memutar otak sambil berdoa semoga ada pertolongan dari pertolongan dari Allah supaya petualangan ini tetap berlanjut.
Sedikit panik karena bagaimana jika mereka tahu bahwa acara hore-hore ke pulau seribu ini akhirnya gagal karena kami ketinggalan kapal. Saya kembali memutar otak sambil berdoa semoga ada pertolongan dari pertolongan dari Allah supaya petualangan ini tetap berlanjut.
Setelah bertanya kesana-kemari kepada orang-orang yang ada disana, saya mendapat kabar bahwa biasanya ada kapal carteran yang membawa penumpang ke pulau Pramuka dan pulau Kelapa. Setelah mencari akhirnya saya ketemu dengan bapak nahkoda yang baik hati itu, hingga akhirnya kami bisa menyeberang ke Pulau kelapa dengan kapal kayu yang lebih besar dan nyaman...kembali benak saya berucap, Terima kasih ya Allah..
Sesampainya di pulau kelapa semua mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara berkeliling pulau. Banyak sekali pulau-pulau kecil nan indah di perairan pulau Seribu, walaupun sebagian sudah di miliki perorangan. Pesona pasir putih yang di tingkahi dengan riak-riak kecil ombak seolah menyihir para jutawan tersebut untuk memilikinya.
Sesampainya di pulau kelapa semua mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara berkeliling pulau. Banyak sekali pulau-pulau kecil nan indah di perairan pulau Seribu, walaupun sebagian sudah di miliki perorangan. Pesona pasir putih yang di tingkahi dengan riak-riak kecil ombak seolah menyihir para jutawan tersebut untuk memilikinya.
Pulau Papa Theo yang indah
Pulau pertama yang saya kunjungi adalah pulau Papa Theo. Perairan di sekitar pulau ini terlihat sangat indah. Pasir putih dan jernih nya air laut menjadi daya tarik utama pulau ini. Deretan pohon kelapa di tengah pulau seolah membuktikan bahwa syair dalam lagu Rayuan pulau kelapa itu benar adanya.
Dari pulau Papa Theo perahu kecil yang kami sewa mengarah ke sebuah pulau kecil yang konon katanya bernama Kayu Angin Melintang. Sejatinya sudah terlalu sering saya mengunjungi pulau kecil itu. Biasanya kami menggelar tenda sambil menikmati suasana tenang di pulau tersebut. Pesona Underwater dari pulau ini juga layak untuk di eksplore. Disini kami melakukan ritual snorkling ha ha. Beberapa diantara kami baru pertama melakukan kegiatan laut yang asoy ini, jadi sekilas terlihat seperti training singkat tentang snorkling. Saya berusaha menjelaskan kepada mereka apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di laut, hingga matahari menjelang terbenam mereka masih terlihat asik menikmati kegiatan ini. Foto-foto tetap menjadi agenda yang sangat menarik buat kami.
Pulau Kayu Angin melintang, Indah bukannn ?
Matahari sudah condong ke ufuk barat ketika perahu kecil ini berlayar kembali ke pulau Kelapa. Semburat merahnya terlihat sangat indah sekali, walau ombak yang menghempas perahu terasa begitu dahsyat sekali.
Malam Menjelang dan keadaaan homestay yang kami sewa di hebohkan dengan teriakan-teriakan kecil seperti ini... "Waaaaaaaa Kulitku Gosongggggggg" saya hanya bisa tersenyum dengan penuh makna ha ha.
Malam Menjelang dan keadaaan homestay yang kami sewa di hebohkan dengan teriakan-teriakan kecil seperti ini... "Waaaaaaaa Kulitku Gosongggggggg" saya hanya bisa tersenyum dengan penuh makna ha ha.
Kayu Angin Bira dengan Fenomena pantai yang berpindah-pindah letaknya
Keesokan paginya acara keliling pulau-pulau kecil masih berlanjut. Meski sedikit mendung terlihat namun petualangan ini harus lebih seru dari kemarin. Pulau Kayu angin bira menjadi pulau pertama yang kami kunjungi. Pulau yang masih perawan ini seolah sedang memancarkan sinar keperawanan nya siang itu. Hamparan pasir putih yang di barengi dengan riak-riak ombak kecil membuat pesona pulau ini makin asik untuk di nikmati. Beberapa kali mendarat di pulau indah ini saya selalu di kejutkan dengan bentuk pantainya, kadang berada di sisi barat, kadang berada di sisi timur tergantung lagi musim angin apa. Dan yang membuat saya lebih bahagia adalah mendungnya berangsur hilang berganti dengan panas yang menyengat. Namun mereka semua terlihat begitu bahagia...Misi kembali berhasil.
Spot Fav saya di pulau Bulat
Pulau terakhir yang kami singgahi adalah pulau Bulat. Menurut keterangan dari bapak penjaga pulau, sejatinya pulau ini adalah pulau milik Mbak Tutut, namun kelihatannya sudah tidak begitu terawat. Namun pasir putih dan pantainya masih memancarkan keindahan yang tidak akan pernah sirna. Bagian yang saya suka adalah sisi Timur pulau ini, pasir putih dan pantainya indah. Selain itu spot ini juga terlindung karena ada pemecah ombak di tengah, sehingga cocok untuk bermain air.
Tepat siang hari kapal yang akan kami tumpangi kembali ke daratan pulau Jawa tiba di dermaga pulau Kelapa. Itu artinya petualangan ini akan segera berakhir. Sungguh sebuah petualangan singkat yang menyenangkan.
Bagi yang tidak mempunya waktu banyak untuk berlibur dan sudah sakaw sekali dengan laut, silahkan jelajahi pulau-pulau yang ada di kepulauan seribu. Tidak kalah men dibandingkan sama daerah-daerah lain, tapi ya masing-masing tempat punya keunikan sendiri-sendiri.
Selamat Berlibur
Bagi yang tidak mempunya waktu banyak untuk berlibur dan sudah sakaw sekali dengan laut, silahkan jelajahi pulau-pulau yang ada di kepulauan seribu. Tidak kalah men dibandingkan sama daerah-daerah lain, tapi ya masing-masing tempat punya keunikan sendiri-sendiri.
Selamat Berlibur
***
Foto-foto indah Lainnya
Papa Theo
Sunrise di depan homestay
Ombak kecil di Kayuangin Bira
Berjamaah di Pulau Kayuanginbira
Narcis itu hukumnya WAJIB
Para Pria Keren
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
0 comments
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.