Kisah Papua Mirip Dengan Kisah di Film Avatar Pandora
Wisbenbae pasti tahu film besutan sutradara James Cameron yang tahun lalu menjadi primadona Box Office. Saking sukanya saya sampai menyimpan file film itu di harddisk dan masih saya ulang untuk menontonnya. Mengapa? Saya melihat ada kesamaan kisah dalam film Avatar itu dengan kondisi yang ada di tanah Papua.
Kisah film Avatar berlatar belakang keserakahan manusia bumi yang mengambil bahan tambang hingga ke Pandora, salah satu satelit planet Jupiter. Di Pandora sudah bermukim suku asli yang berkulit biru dan postur lebih tinggi. Dari sisi peradaban manusia bumi jauh lebih maju daripada manusia asli Pandora yang digambarkan tak ubahnya warga Papua yang masih menggunakan panah dan senjata tradisional.
Pertambangan yang dilakukan manusia bumi mendapat pertentangan dari manusia asli Pandora. Untuk meredam pertentangan itu manusia bumi memberikan layanan pembuatan jalan raya, sekolah, dan kesehatan bagi manusia Pandora. Disamping itu para ilmuwan bumi membuat tubuh bawaan(Avatar) yang mirip dengan manusia asli namun dikendalikan oleh ruh manusia bumi dari perlengkapan medis yang modern.
Karena salah seorang ilmuwan tewas dirampok saat di bumi maka diganti posisinya oleh saudara kembarnya yang berlatarbelakang marinir, Jake. Dari sinilah ia kemudian menjadi Avatar dan hidup berdampingan dengan manusia Pandora.
Tetapi pada suatu ketika sang pemimpin misi pertambangan menginginkan lahan tambang besar yang ada di Hometree. Hometree adalah pohon raksasa tempat tinggal salah satu suku yang menjadi tempat menginap Jake. Keinginan ini mengusik nurani Jake yang menyaksikan bahwa manusia Pandora adalah manusia yang layak diberi hak hidup dan tidak boleh diganggu secara kasar. Upaya diplomasi gagal yang pada akhirnya manusia bumi menggunakan kekerasan militer dalam mengusir manusia Pandora di Hometree.
Kejadian ini menggugah nurani Jake untuk membela warga setempat. Pertambangan yang dilakukan tidak boleh melanggar hak hidup warga setempat terlebih lagi merenggut nyawa. Pada akhirnya seluruh suku Pandora bersatu dibawah pimpinan Jake yang didaulat sebagai Toruk Macto. Dan perlawanan itu berhasil mengusir para penambang yang telah merusak alam Pandora dan merenggut nyawa warga setempat.
Kita kembali ke Papua. Dari sisi nama ada kemiripan. Papua dan Pandora. Saya tak mengerti apakah James Cameron sengaja untuk menyentil Freeport dengan film ini. Tetapi kisah yang disampaikan sangat mirip. Sehingga menurut saya sudah saatnya lahan pertambangan emas yang kini dikelola oleh Freeport diambil alih oleh BUMN. Salah satu BUMN yang bisa mengambil alih fungsi teknologinya adalah Antam, Aneka Tambang.
Jika hal ini dibiarkan terus berlarut-larut maka warga Papua akan bersatu melawan kehadiran Freeport. Lebih buruk lagi jika kemudian mereka meminta kemerdekaan sebagaimana yang pernah terjadi pada Timor-timur yang kini menjadi Timor Leste.
Alam Papua telah banyak yang rusak akibat pertambangan Freeport. Alih-alih kesejahteraan, rakyat Papua justru hampir tidak menikmati kekayaan emas dan nikel yang terkandung dalam gunung-gunung di area pertambangan. Apakah ini salah Freeport atau salah pejabat yang memakan seluruh uang setoran yang diberikan Freeport sehingga rakyat Papua tidak merasakan manfaatnya. Mari selamatkan Papua.
Papua……………..i see you!
Wassalam
Lukman Sulistyo
0 comments
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.